24 April 2011

Istighfar Dan Rezeki

0

Istighfar secara bahasa bermakna memohon ampun kepada Allah SWT. Ketika seseorang melakukan kesalahan atau dosa, ia dapat segera memohon ampun kepada Allah dengan membaca istighfar. Mengingat setiap manusia tidak pernah lepas dari salah dan dosa, maka istighfar semestinya dilakukan setiap saat dan sesering mungkin.

Rasulullah SAW sendiri yang terjaga dari salah dan dosa (ma’sum) tidak pernah lupa membaca istighfar. Kata beliau, ”Sesungguhnya terdapat kesalahan atas kalbuku, sehingga aku membaca istighfar sebanyak seratus kali dalam sehari.” (HR Muslim). Meski demikian, istighfar tidak akan berarti apa-apa jika perbuatan dosa tersebut diulang kembali. Di sinilah pentingnya mengiringi istighfar dengan bertobat.

Tobat secara bahasa bermakna kembali. Yaitu, kembali kepada jalan yang benar. Tobat seseorang baru sempurna jika disertai dengan dua hal. Pertama, perbuatan dosa atau maksiat yang pernah dilakukan dijauhi dan tidak diulang kembali. Kedua, menyesali perbuatan dosa atau maksiat tersebut dengan diiringi tekad tidak akan melakukannya lagi.

Bukan hanya itu. Istighfar ternyata juga ada hubungannya dengan rezeki dan urusan lain dalam hidup. Sabda Rasulullah SAW, ”Barangsiapa memperbanyak istighfar, maka Allah akan melapangkan setiap kesusahannya, memberi jalan keluar setiap kesukarannya, dan memberi rezeki tanpa diduga-duga. (HR Abu Dawud dan Nasa’i).

Dalam salah satu ayat-Nya, Allah SWT berfirman, ”Maka aku (Nabi Nuh) katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan lebat kepadamu, membanyakkan harta dan anak-anak, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai’.” (QS 71: 10-12).

Dalam menafsirkan ayat ini, ahli tafsir Ibnu Katsir mengungkapkan bahwa istighfar dan tobat seseorang kepada Allah akan menjadi jalan datangnya rezeki, turunnya hujan yang membawa keberkahan, bertambahnya keturunan, dan melimpah ruahnya hasil bumi.

Pada dasarnya, orang yang beristighfar sedang mengakui kesalahan yang mengotori jiwanya. Ketika ia memohon ampun dan bertobat, noda itu akan terhapus dari hatinya. Hati yang bersih akan mudah melakukan kebaikan, termasuk mencari rezeki. Hati yang bersih akan mendorong seseorang untuk mendapatkan rezeki yang baik dan halal. Dari rezeki yang halal itulah turun keberkahan Allah SWT.

Sebaliknya, hati yang dihiasi dosa, akan mendorong pemiliknya melakukan kejahatan. Ia tidak akan sungkan melakukan perbuatan kotor dan tidak halal. Dengan demikian, dosa dalam hati seseorang jika tidak segera dihapus dengan istighfar dan bertobat, akan menimbulkan dosa baru lainnya.

Pada akhirnya pribadi yang kotor oleh dosa akan jauh dari keberkahan rezeki Allah sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Seorang hamba dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Berkaitan dengan hadis ini, Ibnu Qayyim Al-Jauzi mengatakan, ”Jika ketakwaan merupakan penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkannya dapat menimbulkan kefakiran. Tidak ada satu pun yang dapat memudahkan rezeki Allah kecuali dengan meninggalkan maksiat.” Wallahu a’lam.
English Description:
Linguistically meaningful Istighfar beg pardon of Allah SWT. When someone makes a mistake or a sin, he can immediately begged pardon of God with istighfar. Given every human being is never separated from the wrong and sin, seek forgiveness, should be done at any time and as often as possible.

Prophet Muhammad himself who awake from wrong and sin (ma'sum) never forget istighfar. He said, "Surely there is an error on into my soul, so I read seek forgiveness, as much as a hundred times a day." (Muslim). However, seek forgiveness, will not mean anything if the sin is repeated. This is where the importance of the convoy seek forgiveness by repenting.

Penance in language meaningful return. That is, back to the right path. Penance new one perfect when accompanied by two things. First, sin or immoral act ever done shunned and not repeated. Second, sorry for sin or immoral act is accompanied by the determination will not do it anymore.

Not only that. Seek forgiveness, it also has to do with sustenance and other affairs in life. Word of the Prophet Muhammad, "Whoever reproduce seek forgiveness, Allah will relieve any distress, gave way out every kesukarannya, and gives sustenance unexpectedly. (Abu Dawud and Nasa'i).

In one of his verse, Allah says, "So I (Noah) said to them, 'Ask forgiveness of your Lord, surely He is Oft-Forgiving, He will send rain to you, augment wealth and children, and make for you gardens and rivers. '"(Surah 71: 10-12).

In interpreting this verse, Ibn Kathir commentators reveals that a person seek forgiveness and repent to Allah will be a road coming of sustenance, the rain that brings blessing, increasing descent, and ruahnya abundant crops.

Basically, people who are admitted mistakes beristighfar that pollutes the soul. When he begged for forgiveness and repent, the stain will be removed from his heart. A clean heart will be easy to do good, including the search for sustenance. A clean heart will encourage someone to get the sustenance of good and lawful. From the kosher food that's down blessing of Allah SWT.

In contrast, the liver is decorated sin, will encourage owners to do evil. He will not hesitate to do dirty deeds and not kosher. Thus, the sin in one's heart, if not immediately removed by seek forgiveness and repent, sin will lead to other new.

On personal finally dirty by sin will be far from God's blessing for good fortune, as the Prophet SAW, "A servant is prevented from sustenance from the sin that done." (Reported by Ahmad and Ibn Majah).

Related to this hadith, Ibn Qayyim al-Jawzi said, "If piety is the cause of the arrival of sustenance, then left it can cause poverty. None of that can facilitate the provision of God except by leave immoral. "And Allaah knows best.

No comments:

Post a Comment

Joint free

Dollar melimpah Free joint JSS